Penemuan Sabun Mandi
Sabun adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk mencuci dan membersihkan. Sabun biasanya berbentuk padatan tercetak yang disebut...
Sabun adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk
mencuci dan membersihkan. Sabun biasanya berbentuk padatan tercetak yang
disebut batang karena sejarah dan bentuk umumnya. Penggunaan sabun cair juga
telah telah meluas, terutama pada sarana-sarana publik. Jika diterapkan pada
suatu permukaan, air bersabun secara efektif mengikat partikel dalam suspensi
mudah dibawa oleh air bersih. Di negara berkembang, deterjen sintetik telah
menggantikan sabun sebagai alat bantu mencuci atau membersihkan.
Banyak sabun merupakan campuran garam natrium atau kalium
dari asam lemak yang dapat diturunkan dari minyak atau lemak dengan direaksikan
dengan alkali (seperti natrium atau kalium hidroksida) pada suhu 80–100 °C
melalui suatu proses yang dikenal dengan saponifikasi. Lemak akan terhidrolisis
oleh basa, menghasilkan gliserol dan sabun mentah. Secara tradisional, alkali
yang digunakan adalah kalium yang dihasilkan dari pembakaran tumbuhan, atau
dari arang kayu. Sabun dapat dibuat pula dari minyak tumbuhan, seperti minyak
zaitun.
Sejarah
Sabun, Sudahkah Anda Mengetahuinya?
Sejarah
sabun | Sabun adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk mencuci dan
membersihkan. Banyak sabun merupakan campuran garam natrium atau kalium dari
asam lemak yang dapat diturunkan dari minyak atau lemak dengan direaksikan
dengan alkali (seperti natrium/kalium hidroksida) pada suhu 80–100 °C melalui
suatu proses yang dikenal dengan saponifikasi.
Dalam
sejarah sabun, masing² negara memiliki sejarah sabun sendiri² serta teknik
pembuatannya.Sabun dalam berbagai bahasa asing disebut sebagai “zeep” (Belanda)
”soap” (Inggris), “savon” (Perancis), “sapone” (Itali), “sabuni” (Swahili),
”sabun” (Turki), “jabón” (Spanyol), “Seife” (Jerman) dan lain sebagainya.
Sejarah
sabun
Asal mula sejarah sabun dimulai darikebersihan pribadi pada
zaman pra-sejarah. Karena air mutlak perlu untuk kehidupan, manusia sejak
dahulu kala bermukim dekat dengan air dan tahu tentang daya bersihnya – paling
tidak, bahwa air bisa menghilangkan lumpur dari tangan mereka.
Berdasarkan ukiran yang terdapat di bejana gerabah
peninggalan Babilonia, bahan² yang terkandung dalam sabun diduga telah
dimanfaatkan sejak 2.800 SM. Dalam “Papirus Eber”, dokumen kesehatan Mesir Kuno
tahun 1.500 SM, mendeskripsikan kombinasi minyak hewani dan nabati dengan garam
alkali untuk membuat bahan sejenis sabununtuk menyembuhkan penyakit kulit, juga
untuk membersihkan. Dan pada abad ke-2 dokter Galen (130-200 SM) menyebutkan
penggunaan sabun untuk membersihkan tubuh.
Ahamad Y. al-Hassan dan Donald Hill dalam bukunya “Islamic
Technology: An Illustrated History”, menyebut Abu Bakar Muhammad bin Zakaria
al-Razi, kimiawan Persia, sebagai peracik pertama ramuan sabun modern.
Seni membuat sabun muncul kembali di Eropa pada abad ke-17.
Italia, Spanyol dan Perancis adalah pusat manufaktur pertama sabun. Para
pembuat sabun menyimpan rahasia mereka erat2. Sabun dulu termasuk benda
eksklusif karena diberi pajak tinggi dan bahan²nya sulit didapat. Bahkan di
pemerintahan King James I di Inggris tahun 1622, pembuat sabun diberi hak
monopoli. Baru pada abad -19, sabun menjadi benda yang merakyat.
Hingga kini, Usaha pembuatan sabun terus berkembang. Hal itu
bisa terjadi karena tahun 1791, Nicholas Leblanc menemukan suatu alkali yang
bisa membentuk sabun waktu dicampur dengan lemak.
Di Nusantara sebelum mengenal sabun, masyarakatnya biasanya
mandi dengan menggosokan lempeng² batu halus untuk menyingkirkan kotoran di
tubuh. Agar kulit harum, mereka menaburkan kuntum mawar, melati, kenanga,
sirih, dan minyak zaitun dalam wadah penampungan air. Kebiasaan ini masih
berlangsung hingga 1980-an, terutama di desa².
Kini, sabun sudah menjadi barang kebutuhan sehari². Mandi
takkan terpisahkan darisabun. Tinggal bagaimana membiasakan diri mencuci tangan
pakai sabun.
Ternyata penemu sabun adalah orang muslim
Salah seorang sarjana muslim yang telah mampu menciptakan
formula sabun adalah Al-Razikimiawan, legendaries dari Persia. Hingga kini,
formula untuk membuat sabun tak pernah berubah. Bahkan pada masa itu sudah
tercipta sabun khusus untuk mencukur kumis dan jenggot.
Harga sabun berkisar 3 Dirham (koin perak), atau setara 0,3
Dinar (koin emas). Resep pembuatan sabun di dunia Islam juga ditulis seorang
dokter terkemuka dari Andalusia, Spanyol bernama Abu Al-Qasim Al-Zahrawi alias
Abulcassis (936-1013M).