Contoh Pidato dari teks eksposisi
Malang, 24 November 2014 Assalamu’alaikum wr.wb Yang terhormat, Ibu Sri Susilowati selaku guru Bahasa Indonesia kelas X MIA 5. Yang kam...
Malang, 24 November 2014
Assalamu’alaikum wr.wb
Yang
terhormat, Ibu Sri Susilowati selaku guru Bahasa Indonesia kelas X MIA 5. Yang
kami sayangi, teman-teman yang telah bersedia hadir di sini. Pertama-tama,
marilah kita panjatkan puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunianya kita dapat berkumpul di tempat ini dalam keadaan sehat
walafiat. Di kesempatan ini, kami akan menyampaikan sebuah pidato yang bertema
kenaikan Bahan Bakar Minyak bersubsidi.
Hadirin
sekalian, Bahan Bakar Minyak atau yang biasa dikenal dengan istilah BBM, selalu
menjadi topik yang sering dibicarakan. Peristiwa tentang kenaikan BBM yang
baru-baru ini terjadi juga masih menjadi berita yang hangat untuk dibahas.
Seperti yang sudah diketahui sebelumnya, BBM yang selama ini kita peroleh sudah
bersubsidi. Harga BBM sebelum terjadi kenaikan adalah Rp 5.500 per liter untuk
solar, dan Rp 6.500 per liter untuk premium. Bagi sebagian orang, harga
tersebut sudah cukup mahal.
Presiden
Joko Widodo membuat kebijakan menaikkan harga BBM pada hari Selasa 18 November
2014 menjadi Rp 8.500 per liter untuk premium dan Rp 7.500 per liter untuk
solar. Peristiwa naiknya BBM juga menimbulkan dampak terhadap masyarakat.
Berbagai keluhan,demonstrasi,dan hal-hal lain telah dilakukan agar harga BBM yang
tinggi, dapat kembali ke harga sebelumnya.
Hadirin
yang saya hormati, menurut masyarakat, kenaikan BBM dapat memicu timbulnya
masalah baru seperti kenaikan bahan pokok. Tetapi, apabila lebih diamati,
kenaikan BBM ini dapat menimbulkan dampak positif terhadap negeri kita. Coba
bayangkan, pemerintah kita membutuhkan anggaran lebih dari 363,5
triliun untuk mensubsidi BBM. Sebagian besar dari subsidi BBM itu dinikmati
oleh orang-orang yang tergolong mampu dalam tingkat ekonominya. Dengan naiknya
harga BBM, anggaran yang semula untuk mensubsidi BBM bisa digunakan untuk
hal-hal lain, seperti untuk dana kesehatan atau pendidikan.
Sifat
konsumtif masyarakat juga lebih berkurang. Jika BBM bersubsidi terus beredar,
maka masyarakat akan berlomba-lomba untuk membeli kendaraan dan bahan bakar.
Hal ini sudah tentu memiliki dampak yang panjang, mulai dari kemacetan sampai
kesenjangan sosial.
Kebijakan
yang diambil sudah tepat, mengingat banyaknya rakyat Indonesia yang lebih
membutuhkan dana dari subsidi BBM. Presiden Joko Widodo juga meyakini bahwa
tahun depan, rakyat Indonesia bisa merasakan manfaat dari kenaikan harga bahan
bakar ini.
Hadirin,
kita tidak boleh berfikiran jika kenaikan BBM membawa kesengsaraan. Kita harus
tahu bahwa kenaikan BBM itu juga membawa dampak positif yang besar untuk bangsa
kita.
Sekian pidato yang dapat kami sampaikan,
semoga bermanfaat dan membuka pandangan baru bagi kita semua. Apabila ada
kesalahan atau kata-kata yang kurang berkenan, kami mohon maaf.
Wassalamu’alaikum wr.wb